Product ...
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from sartono_icmi. Make your own badge here.

Massage


Free chat widget @ ShoutMix

Other things ...

<$BlogDateHeaderDate$>
Satrawan Klasik
Sumber Republika, Rabu, 20 Februari 2008

Warisan Sastrawan Arab Klasik Terkemuka

Abu Nuwas adalah salah seorang sastrawan Arab terbesar. Pengaruhnya begitu besar di jagad sastra. Omar Kayam dan Hafiz - dua sastrawan Islam kondang juga banyak mendapat pengaruh dari Abu Nuwas. Namanya semakin populer lantaran karikatur Abu Nuwas dalam legenda 1001 Malam. Dalam budaya Swahili di Afrika Timur, nama Abu Nuwas juga begitu populer sebagai 'Abunuwasi'.

Karya-karya puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Beberapa di antaranya adalah O Tribe That Loves Boys yang dialihbahasakan oleh Hakim Bey dan diterbitkan Entimos Press pada 1993.

Jaafar Abu Tarab juga telah menerjemahkan karya Abu Nawas dalam Carousing With Gazelles. Kegan Paul juga telah menerjemahkan Poems of Wine and Revelry: The Khamriyyat of Abu Nuwas. Secara khusus kiprah dan karya Abu Nuwas juga mendapat perhatian para penulis Barat. Philip F Kennedy, misalnya, secara khusus menulis The Wine Song in Classical Arabic Poetry: Abu Nuwas and the Literary Tradition, yang diterbitkan, Open University Press tahun 1997. Penerbit OneWorld Press pada 2005 juga menerbitkan buku karya Philip Kennedy yang berjudul Abu Nuwas: A Genius of Poetry. hri
( )



Rabu, 20 Februari 2008

Sang Penyair Khamar yang Bertobat



Penyair khamar. Begitu Abu Nuwas dijuluki sebagian orang, karena dia mengangkat minuman haram sebagai tema puisinya. Dalam puisi khumrayat, ia menggambarkan kelezatan dan keburukannya, pemerasan, pengolahan, rasa, warna, dan baunya hingga para peminumnya. Menurutnya, khamar dapat menenangkan hatinya yang gundah.

Abu Nuwas juga sempat dituding sebagai penyair zindik atau pendosa besar gara-gara puisinya yang bertema mujuniyat -- yang sering dianggap melampaui batas kesopanan dan merendahkan ajaran agama. Tak pernah ada kata terlambat untuk bertaubat. Itulah salah satu pelajaran penting yang diajarkan Abu Nuwas.

Masa mudanya memang diwarnai dengan gaya hidup yang berbau maksiat. Namun di masa tuanya, Abu Nuwas berubah menjadi seorang sufi. Penyesalan dan pertobatannya dia ungkapkan lewat puisi-puisinya yang bertema zuhdiyat (kehidupan zuhud). Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, di akhir hayat Abu Nawas mengisi kehidupannya dengan ibadah.

Simaklah puisi pertobatan yang ditulisnya: ''Tuhan, Jika dosaku semakin membesar, sungguh aku tahu ampunanmu jauh lebih besar. Jika hanya orang-orang baik yang berseru kepada-Mu, lantas kepada siapa seorang pendosa harus mengadu?
'' Secara umum, puisi dan syair yang ditulisnya terdiri dari beberapa tema. Ada yang bertema pujian (madah), satire (hija'), zuhud (zuhdiyat), bahaya minum khamar (khumriyat), cinta (hazaliyat), serta canda (mujuniyah). Sejumlah puisi Abu Nawas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas yang telah dicetak dalam berbagai bahasa.

Ada yang diterbitkan di Wina, Austria (1885), di Greifswald (1861), cetakan litrografi di Kairo, Mesir (1277 H/1860 M), Beirut, Lebanon (1301 H/1884 M), Bombay, India (1312 H/1894 M). Beberapa manuskrip puisinya tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, Bodliana, dan Mosul. Pada tahun 1855, kumpulan puisinya diedit oleh A Von Kremer dengan judul Diwans des Abu Nowas des Grosten Lyrischen Dichters der Araber.

Ketokohan figur Abu Nawas ternyata tak hanya diakui umat Islam, namun juga oleh orang-orang Barat. Mereka memandang karya-karya Abu Nuwas adalah sebuah kekayaan peradaban dunia dari abad pertengahan yang begitu berharga. Sayangnya, umat Islam terkadang tak menyadarinya bisa pula tak mengetahuinya sama sekali. hri
( )



0 Comments:

Post a Comment

<< Home